JENIS-JENIS METODE PENELITIAN
Aktivitas
penelitian di berbagai bidang ipteks secara substansi ditandai oleh empat hal,
yaitu adanya upaya bersifat sistematik, adanya sesuatu hasil temuan, adanya
kebermanfaatan dan adanya tindak lanjut penyebarluasan temuan (Mukhadis,
2013:70).
Upaya
sistematik dalam konteks ini ditandai dengan adanya kejelasan langkah-langkah
yang ditempuh secara eksplisit, jelas dan lugas mulai dari penentuan masalah
sampai penarikan kesimpulan dan atau generalisasi (perampatan) dan dapat
direplikasi oleh peneliti lain temuan (Mukhadis, 2013:70). Penelitian sebagai
upaya sistematik memiliki arti bahwa untuk dapat memperoleh pengetahuan
yang benar, penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah oleh
peneliti yang memiliki integritas ilmiah. Penelitian dilaksanakan berdasarkan
teori-teori, prinsip-prinsip, serta asumsi-asumsi dasar ilmu pengetahuan dengan
menggunakan penalaran deduktif serta prosedur dan teknik sistematik.
Sebagai
contoh, Creswell (2012:8-11) menyebutkan setidaknya terdapat 6 sistematika
penelitian yaitu: (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2) mencari
literatur yang sesuai dan mendukung, (3) menspesifikkan tujuan penelitian, (4)
mengumpulkan data, (5) menganalisa dan mengintepretasikan data, dan (6) membuat
laporan dan evaluasi penelitian.
Aspek temuan
dari suatu penelitian dalam bidang Ipteks secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, yaitu sebagai hasil ‘menemukan’ dan ‘mengembangkan’
(Mukhadis, 2013:70). Hasil penelitian dikelompokkan ke dalam kategori menemukan
apabila dari masalah, metode dan hasil penelitian tersebut memenuhi indikator
aspek kebaruan dan belum pernah diteliti oleh peneliti lain sebelumnya.
Sedangkan hasil penelitian dikatakan mengembangkan apabila temuan
tersebut berupa penyempurnaan atau modifikasi dari berbagai hasil penelitian
sebelumnya yang berorientasi menghasilkan produk, yang memiliki nilai tambah
yang dignifikan terhadap produk yang telah ada sebelumnya.
Kegiatan ilmiah
untuk memperoleh pengetahuan yang benar sebagai penyempurnaan pengetahuan
sebelumnya telah dilaksanakan oleh para peneliti dan ilmuan dalam bidang
ilmunya masing-masing. Pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi, dan teori-teori
yang telah dihasilkan dari berbagai penelitian itu merupakan sumbangan penting
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang.
Disamping itu hasil penelitian juga telah memungkinkan manusia dapat lebih baik
memecahkan masalah-masalah praktis
yang dihadapi dalam hidupnya.
Berikut akan
dijabarkan secara kompleks tentang bentuk-bentuk konkret dari penelitian –pengertian
beserta contohnya- antara
lain:
a.
Eksperimen
Penelitian eksperimental merupakan bentuk penelitian
percobaan yang berusaha untuk mengisolasi dan melakukan kontrol setiap kondisi-kondisi
yang relevan dengan situasi yang diteliti kemudian melakukan pengamatan
terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi.
Dengan kata lain, perubahan atau manipulasi dilakukan terhadap variabel bebas
dan pengaruhnya diamati pada variabel terikat. Menurut Emzir
(2008:96-103) desain penelitian ekperimen dibagi menjadi empat bentuk yakni, pre-experimental
design, true experimental design, quasy experimental design
dan factorial design.
Contoh:
Pengaruh
Penerapan Strategi Pembelajaran TANDUR Berbantuan Web Interaktif Terhadap Hasil
Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Malang. (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 Malang
Tahun Ajaran 2010/2011). (Sumber: perpustakaan Universitas
Negeri Malang, skripsi tidak diterbitkan).
b.
Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan
manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan
suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau menggunakan
angka-angka. (Sukmadinata, 2006:5)
Penelitian deskriptif, bisa
mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan
dalam tahapan-tahapan perkembangannya, penelitian demikian disebut penelitan
perkembangan (Developmental Studies). Dalam penelitian perkembangan ini
ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu dan ada yang
bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
Contoh:
Manajemen
Pengembagan Kinerja Guru SMK se-Kabupaten Kuningan: Studi Tentang
Kepemimpinan Entrepeuneur Dan Sistem kompensasi Kreativitas dan Kinerja
Inovatif. (Sumber:
perpustakaan Universitas Negeri Malang, skripsi tidak
diterbitkan).
c.
Korelasional
Penelitian korelasi adalah suatu
penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah
ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya
hubungan dan tingkat variabel yang penting, karena dengan mengetahui tingkat
hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan
penelitian. (Sukardi, 2003:166)
Penelitian korelasi merupakan bentuk penelitian untuk
memeriksa hubungan diantara dua konsep. Secara umum ada dua jenis pernyataan
yang menyatakan hubungan, yaitu: (1) gabungan antara dua konsep, ada semacam
pengaruh dari suatu konsep terhadap konsep yang lain; (2) hubungan kausal, ada
hubungan sebab akibat. Pada hubungan kausal, penyebab diferensikan sebagai
varibel bebas dan akibat direferensikan sebagai variabel terikat. Pada
penelitian korelasi tidak ada kontrol atau manipulasi terhadap variabel.
Contoh:
Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan Kompetensi Interpersonal Pada
Remaja (Studi korelasi
pada remaja tunanetra yang mengalami ketunanetraan tidak sejak dari lahir di
PSBN Wyata Guna Bandung). (Sumber: repository.upi.edu).
d.
Komparatif
Penelitian
kausal komparatif atau penelitian ex post facto adalah penyelidikan
empiris yang sistematis dimana ilmuan tidak mengendalikan variabel bebas secara
langsung karena eksistensi variabel tersebut telah terjadi. Pendekatan dasar
klausa komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari
mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya kemudian dia
berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya.
Penelitian komparatif membandingkan situasi masa lalu dan
saat ini atau situasi-situasi paralel yang berbeda, khusunya apabila peneliti
tidak memiliki kontrol terhadap situasi yang diteliti. Penelitian ini bisa
memiliki perspektif makro (misal: internasional,nasional) dan mikro (misal:
komunitas, individu).
Contoh:
Studi Komparatif Penerapan Model
Contextual Teaching and
Learning (CTL)
dengan
Model Problem Based Learning (PBL) dalam
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika Di SMKN 12 Bandung. (Sumber:
repository.upi.edu).
e.
Evaluasi
Penelitian evaluasi merupakan bentuk penelitian yang
bertujuan untuk memriksa proses perjalanan suatu program sekaligus
menguraikan fakta-fakta yang bersifat kompleks dan terlibat di dalam program.
Misalnya adalah keefektifan, efisiensi
dan kemenarikan suatu program (Mukhadis,
2013:61).
Contoh:
Evaluasi Proses Pembelajaran TIK SMA
Negeri di Kota Malang Berdasarkan Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. (Deskriptif
tentang kondisi proses pembelajaran mata pelajaran TIK SMA di Kota Malang Tahun
Ajaran 2010/2011 dengan jumlah populasi 10 SMA Negeri dan sampel penelitian
sebanyak 5 SMA Negeri). (Sumber:
perpustakaan Universitas Negeri Malang, skripsi tidak
diterbitkan).
f.
Simulasi
Penelitian simulasi merupakan bentuk penelitian yang
bertujuan untuk mencari gambaran melalui sebuah sistem berskala kecil atau
sederhana (model) dimana di dalam model tersebut akan dilakukan manipulasi atau
kontrol untuk melihat pengaruhnya. Penelitian ini mirip dengan penelitian
eksperimental, perbedaannya adalah di dalam penelitian ini membutuhkan
lingkungan yang benar-benar serupa dengan keadaan atau sistem yang asli.
Contoh:
Penggunaan Simulasi Monte Carlo Untuk Menentukan Nilai Outcome Pada Pengambilan Keputusan (Studi Kasus Pengambilan Keputusan pada Toko NAFC Collection). (Sumber: repository.upi.edu)
Penggunaan Simulasi Monte Carlo Untuk Menentukan Nilai Outcome Pada Pengambilan Keputusan (Studi Kasus Pengambilan Keputusan pada Toko NAFC Collection). (Sumber: repository.upi.edu)
g.
Survey
Survey research designs are procedures
in quantitative research in which investigators administer a survey to a sample
or to the entire population of people to describe the attitudes, opinions,
behaviors, or characteristics of the population. (Creswell,
2012: 376)
Penelitian survey digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan
sampel yang relatif kecil. Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang,
instansi, lembaga, organisasi dan unit-unit kemasyarakatan dan lain-lain,
tetapi sumber utamanya adalah orang. Desain survey tergantung pada penggunaan
jenis kuisoner. Survey memerlukan populasi yang besar jika peneliti
menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata, semakin besar sample survey
semakin memberikan hasil akurat. Penelitian survei memiliki tiga tujuan utama
yaitu menggambarkan keadaan saat itu, mengidentifikasi secara terukur keadaan
sekarang untuk membandinkan, menentukan hubungan kejadian yang spesifik.
Contoh:
Stress and Burnout in Rural and Urban
Secondary School Teachers. Journal of Educational Research. 1999. 92,
pg. 287–293. (dalam Creswell, 2012:378)
h.
Studi Kasus
Sebuah studi kasus adalah eksplorasi mendalam dari sistem
terikat (misalnya, kegiatan, acara, proses, atau individu) berdasarkan
pengumpulan data yang luas. Studi kasus melibatkan investigasi kasus, yang
dapat didefinisikan sebagai suatu entitas atau objek studi yang dibatasi, atau
terpisah untuk penelitian dalam hal waktu, tempat, atau batas-batas fisik.
Penting untuk memahami bahwa kasus dapat berupa individu, program, kegiatan,
sekolah, ruang kelas, atau kelompok. Setelah kasus didefinisikan dengan jelas,
peneliti menyelidiki mereka secara mendalam, biasanya menggunakan beberapa
metode pengumpulan data, seperti wawancara, observasi lapangan, dan
dokumentasi.
Studi kasus kolektif; (a) melibatkan
beberapa kasus, (b) dapat terjadi selama bertahun situs, dan (c) menggunakan
banyak individu. Kerangka konseptual untuk studi kasus adalah bahwa dengan
mengumpulkan informasi mendalam tentang kasus, peneliti akan mencapai pemahaman
mendalam tentang kasus ini, apakah kasus itu adalah seorang individu, kelompok,
kelas, atau sekolah.
Contoh:
Butera, G. 2005. Collaboration in the
context of Appalachia: The case of Cassie. The Journal of Special Education,
39(2): 106–116.
Butera (2005) menggunakan studi kasus
dan data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumen untuk menggambarkan
kolaborasi tim dengan anak 4 tahun di West Virginia. (Stoner, 2010: 21)
i.
Teori Dasar (Grounded Theory)
Grounded Theory merupakan
pendekatan yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan atau menemukan teori
yang didasarkan pada studi fenomena. Dengan menggunakan grounded theory,
peneliti sengaja (a) memilih peserta yang mengalami fenomena yang sedang
dipelajari, (b) menganalisis data (yaitu, wawancara, dokumen, dan catatan), dan
(c) mendekati fenomena yang diteliti tanpa prasangka pengertian. Kerangka
konseptual ini memungkinkan suara peserta muncul , mensyaratkan bahwa peneliti
mengidentifikasi tema utama atau konsep dari data peserta , dan memberikan
jalan untuk mengembangkan teori dari perspektif peserta .
Most grounded theory researchers will
begin with research questions but they do not start with a hypothesis, nor do
they begin their investigation with a thorough review of the literature
relating to their topic. They build up theory from their data and they do not
wait until all data are collected before they begin the analysis stage. (Bell, 2005:
19)
Contoh:
Bays, D. A., & Crockett, J. B.
2007. Investigating Instructional Leadership For Special Education.
Exceptionality, 15(3): 143–161.
Pendekatan grounded theory digunakan
oleh Bays dan Crockett (2007) untuk menyelidiki kepemimpinan instruksional
untuk pendidikan khusus di sekolah dasar. (Stoner, 2010: 22)
j.
Etnografi
Ethnographic researchers attempt to
develop an understanding of how a culture works and many methods and techniques
are used in this such us: participant observation, interview, mapping and
charting, interaction analysis, study of historical records and current public
documents, the use of demographic data. (Bell,
2005:16)
Etnografi adalah analisis mendalam dari
kelompok sosial. Data biasanya dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan
dokumen. Jenis penelitian ini berfokus pada membangun catatan perilaku dan
kepercayaan dari kelompok dari waktu ke waktu. Etnografi mengharuskan peneliti
berpartisipasi, baik sebagai pengamat atau peserta aktif, waktu interaksi yang
cukup lama dengan kelompok yang diteliti. Kerangka konseptual etnografi adalah
bahwa keterlibatan langsung ke dalam budaya kelompok akan memungkinkan peneliti
untuk melihat dunia dari perspektif kelompok, dan melihat yang akan memberikan
pemahaman tentang perilaku dan keyakinan kelompok.
Contoh:
Harry, Klingner, & Hart. 2005.
African American families under fire: Ethnographic views of family strengths.
Remedial and Special Education, 26(2): 101–112.
Harry, Klingner, dan Hart (2005)
menerbitkan sebuah studi etnografi siswa Amerika keturunan Afrika dalam
pendidikan khusus di sebuah distrik sekolah beragam budaya perkotaan. (Stoner,
2010: 22)
k.
Kultural
Penelitian kultural (budaya) merupakan penelitian yang
dilakukan atas objek berupa unsur atau gejala budaya dengan menggunakan
perangkat metodologis yang tercakup di dalam ilmu pengetahuan budaya. Unsur
atau gejala budaya adalah unsur atau gejala yang terdapat di dalam suatu
masyarakat yang berkaitan dengan perangkat nilai-nilai, pemikiran, dan hasil
budi daya dalam bentuk interaksi antara masyarakat dengan lingkungannya atau
segi hasil pemikiran atau kreasi anggotanya yang terungkap dalam wujud tulisan
atau benda-benda.
Contoh:
Identifikasi Ajen Budaya Sunda Dina Wawacan Jaka Bayawak.
(Sumber: repository.upi.edu).
l.
Historis
Penelitian historikal merupakan bentuk penelitian yang
memiliki tujuan untuk menggambarkan fakta dan menarik kesimpulan atas kejadian
masa lalu. Data primer dari penelitian ini adalah data yang bersifat historis,
misalnya para arkeolog menggunakan sumber data berupa dokumentasi tentang masa
lalu. Penelitian historikal dapat digunakan untuk menemukan solusi sementara
berdasarkan kejadian masa lalu dan menggambarkan tren masa kini atau masa
depan.
Kothari (2004) mengategorikan jenis
penelitian histori ke dalam dua pendekatan, yaitu pendekatan perspektif
–mempelajari kegiatan/agenda masa lampau sampai sekarang- dan pendekatan
retroperpektif –mempelajari kegiatan/agenda saat ini kemudian dihubungkan
dengan hal serupa di masa lalu-.
Contoh:
Seni Tradisi Gembyung di Kampung Ganceuy Kabupaten Subang 1975-1999 (Suatu Kajian
Historis Terhadap Sosial Budaya Masyarakat). (Sumber: repository.upi.edu).
m. Etnologi
Penelitian etnologi merupakan penelitian yang fokus kepada
perilaku manusia. Peneliti lebih condong menggunakan interpretasi langsung dari
perilaku subjek yang diteliti daripada melakukan interpretasi dari segi
teoritik. Peneliti harus berusaha untuk tidak nampak sebagai peneliti, karena
bila tidak demikian interpretasi atas data yang didapat dari responden akan
terpengaruh.
Contoh:
Eufemisme Dalam Bahasa Simalungun (Suatu Kajian
Sosiolinguistik) (Sumber: repository.usu.ac.id).
n.
Penelitian Praktis (Penelitian Tindakan/Action
Reasearch)
Action research
designs often utilize both quantitative and qualitative data, but they focus
more on procedures useful in addressing practical problems in schools and the
classrooms. Action research designs are systematic procedures used by teachers
(or other individuals in an educational setting) to gather quantitative and
qualitative data to address improvements in their educational setting, their
teaching, and the learning of their students (Creswell, 2012:577).
Penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian yang berisi
berbagai macam prosedur untuk menguraikan kasus-kasus yang bersifat mikro atau
khusus. Simpulan dari penelitian tindakan langsung diberlakukan hanya untuk
kasus yang diteliti dan tidak bisa digeneralisasikan. Penelitian tindakan lebih
condok ke metode kualitatif yang sangat bergantung pada data penagamatan yang
bersifat behavioralistik.
Contoh:
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Tentang
Pemecahan Masalah Yang Melibatkan Uang Melalui Metode Simulasi (Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III B SDN Cicadas 03 Gunung Putri Bogor). (Sumber:
repository.upi.edu).
Jenis Jenis Metode Penelitian |
Jenis
jenis metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya sendiri sebagai
berikut.
1.
Metode Historis
Metode
historis merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan
obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti
untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan,
seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang
ilmuwan sosial peneliti historis yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka
mengenai peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun
dalam bentuk paradigma penjelasan.
Dengan
demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis
terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan
menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber
sejarah serta interprestasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
2.
Metode Deskriptif
Metode
deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara
rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa
kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi
dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama
dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang.
Dengan
demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu,
dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja
menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan
klasifikasi, tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif pada
hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini
menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.
3.
Metode Korelasional
Metode
korelasional merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
korelasional merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif,
data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak
dijelaskan hubungan diantara variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau
prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel dteliti dan
dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode
korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti.
Tujuan
metode korelasi yaitu untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu vektor yang
berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Jika pada metode ini, hanya dua
variabel yang dihubungkan, maka disebut korelasi sederhana dan jika lebih dari
dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda. Pada metode ini, pencarian
hubungan (korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisiesn korelasi atau
koefisien determinasi.
4.
Metode Eksperimental
Metode
eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi
variabel dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini variabel-variabel
dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi
dapat dihilangkan.
Metode
eksperimental bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan
satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok eksperimental dan
membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.
Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat atau nilai-nilai
variabel bebas. Kontrol merupakan kunci metode eksperimental, sebab tanpa
kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang meragukan.
5.
Metode Kuasi Eksperimental
Metode
kuasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian.
Metode kuasai eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, hanya pada
metode ini, peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.
Metode
kuasi eksperimental mempunyai dua ciri, yaitu sebagai berikut : (1) peneliti
tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau
kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek
yang diterpa variabel bebas dan kelompok lain yang tidak mengalami variabel
bebas.
(2)
Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang
dikendakinya.
JENIS-JENIS
METODELOGI PENELITIAN
DAN MACAM-MACAM METODELOGI PENELITIAN
Secara
umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis metodelogi,
diantaranya;
1. Penelitian historis; penelitian yang bertujuan membuat
rekunstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverfikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti
untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat dan akurat.
2. Penelitian diskriptif; penelitian yang bertujuan membuat gambaran
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada
suatu objek penelitian tertentu.
3. Penelitian pengembangan; penelitian
yang bertujuan untuk menyelidiki suatu pola dan perurutan pertumbuhan atau
perubahan suatu objek atau gejala. Dimana peneliti ingin melihat hasil yang
lebih efektif dan efisien dari hasil yang akan dicapainya.
4. Penelitian kasus (lapangan);
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu unit sosial, baik
individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5. Penelitian korelasional; penelitian
yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel atau gejala
tertentu terhadap variabel atau gejala lainnya.
6. Penelitian tindakan; penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru, cara pendekatan
baru atau suatu produk pengetahuan baru
untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di lapangan secara
nyata.
7. Penelitian eksperimental; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sebab akibat tertentu dengan
memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya akan kita
uraikan pada pembahasan yang akan datang;
Dari jenis-jenis penelitian diatas
lebih bersifat umum atau pertinjauan dari jenis penelitian secara mendalam dan
skarang kita siap membagi beberapa penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan
atau kualifikasi tertentu;
Macam
macam penelitian sebagai berikut;
1.
Secara
paradigmatik dikenal ada 3 (tiga) macam paradigma penelitian:
a. Positivistik; fokusnya mencari
hubungan antar-variabel --- Madhab Comtean (August Compte). Akar penelitian
kuantitatif.
b. Interpretif (fokusnya pada
makna suatu tindakan) --- madhab Weberian. Akar penelitian kualitatif.
c. Kritik (fokusnya pada wacana. Wacana
merupakan medan beroperasinya kekuasaan) --- madhab postmodernisme
(ideologi dan kekuasaan)
2.
Secara metodologik, terdapat 4 (dua) macam metode
penelitain:
a. Metode
Kuantitatif --- dasarnya adalah semua persoalan kehidupan terjadi dalam
hubungan sebab akibat. Tindakan
manusia merupakan akibat dari sebab-sebab tertentu.
b. Metode Kualitatif --- dasarnya
adalah manusia merupakan makhluk berkehendak bebas (free will) yang
bertindak atas dasar keinginan pribadi
c. Metode Campuran (Mixing Methods)
Kuantitatif dan Kualitatif dasarnya adalah logika triangulasi (hasil kualitatif
bisa dikembangkan untuk diuji kuantitatif, atau hasil kuantitatif perlu
diperdalam kepada para aktor secara kualitatif)
d. Metode Kritis/Refleksif – dasarnya
adalah fungsi praksis (perbaikan) ilmu pengetahuan untuk mengkritisi dan
mengubah situasi yang tidak manusiawi.
3.
Berdasarkan
dorongannya, terdapat 2 (dua) macam penelitian:
a. applied (terapan) ---
tujuannya untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat
b. pure (murni) --- tujuannya
untuk pengembangan ilmu pengetahuan
4.
Berdasarkan
jenis realitasnya (unit of analysis), terdapat 4 (empat)
jenis penelitian:
a.
penelitian
mikro objektif (misalnya tentang tindakan-tindakan individual)
b. penelitian mikro subjektif (misalnya
tentang pendapat, ide, pengalaman individual).
c. penelitian makro objektif (misalnya
tentang pola-pola struktural umum yang kasat mata, seperti masyarakat,
birokrasi, hukum, arsitektur, pendidikan dsb).
d. penelitian makro subjektif (misalnya
tentang pola-pola struktural umum yang tidak kasat mata, seperti kultur,
norma, dan nilai yang ada di masyarakat)
e. penelitian pertautan (linkage) antar
dua atau lebih kuwadran (mikro-makro, subjektif-objektif)
5.
Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian terdapat
a. Penelitian eksploratori: Menjelajahi
fenomena baru
b. Penelitian deskriptif: Memaparkan
fenomena/fakta
c. Penelitian
eksplanatori: Menjelaskan (hubungan) dua atau lebih fenomena/fakta
d. Penelitian Prediktif: Meramalkan
kecenderungan fenomena/fakta berdasarkan data sekarang
e. Penelitian
Interpretif: Memahami fenomena (khususnya melalui tindakan verbal dan diskursif
pelaku)
f. Penelitian
kritis: Memberikan penafsiran tandingan (alternatif) atas fenomena berdasarkan
pendirian tertentu
g. Penelitian
historis: merekonstruksi rangkaian kejadian penting masa lalu.
6.
Berdasarkan
perolehan data, terdapat 2 (dua) macam jenis penelitian:
a. lapangan (field) (field research)
b. teks (text analysis/studies)
7. Berdasarkan jenis data yang
dikaji, terdapat 3 (tiga) kelompok besar analisis data kualitatif:
a.
analisis teks
dan bahasa
b. analisis tema budaya
c.
analisis
kinerja, dan pngalaman individual serta perilaku institusi
8. Berdasarkan
metodenya, teks dan bahasa dapat diteliti dengan:
a. Analisis Isi (Content Analysis)
b. Analisis Wacana (Discourse Analysis)
c. Analisis Wacana Kritis (Critical
Discourse Analysis)
d. Analisis Bingkai (Framing Analysis)
e. Analisis Semiotik (Semiotic
Analysis)
f. Analisis Konstruksi Sosial (Social
Construction Analysis)
g. Hermeneutika (Hermeneutics):
-
Hermeneutika
Intensionalisme --- makna teks ditelusur dari penyusun teks.
Komentar
Posting Komentar